Page 20 - Buletin Vol IX edisi 1 Tahun 2014

Basic HTML Version

20
Volume IX Edisi 1 Tahun 2014
Media Informasi Kesehatan Pelabuhan
koroner.
Makan makanan beraneka ragam sangat
bearmanfaat bagi kesehatan, karena
tidak ada satu jenis makanan yang
mengandung semua zat gizi yang
dibutuhkan seseorang untuk dapat
tumbuh kembang menjadi sehat dan
produktif.
5. Kurang Aktivitas Fisik
Prevalensi responden yang kurang
aktivitas fisik sebanyak 42%. Yang banyak
aktivitas fisik 58%, ini mungkin disebabkan
karena di KKP Kelas I Tanjung Priok
diadakan kegiatan senam setiap Jumat
pagi selama ± 60 menit. Selain itu
responden yang diperiksa banyak yang
bertugas di lapangan sebagai
boarding
officer
yang melakukan pemeriksaan
kapal, sehingga banyak melakukan
aktivitas fisik.
Aktivitas fisik secara teratur bermanfaat
untuk mengatur berat badan dan
menguatkan sistem jantung dan
pembuluh darah. Beberapa studi
menunjukkan adanya hubungan aktivitas
fisik dengan penyakit jantung dan
pembuluh darah. Bila melakukan latihan
fisik(olahraga) minimal 30 menit setiap
hari selama 3-4 hari dalam seminggu,
diharapkan tercapai hasil yang optimal
setelah latihan 4-6 minggu dan
kemampuan fisk meningkat sebesar 30-
33%
6. Obesitas Umum
Status gizi responden ke atas dinilai
dengan Indeks Massa Tubuh IMT). Indeks
Massa Tubuh dihitung berdasarkan berat
badan dan tinggi badan dengan rumus:
BB(Kg)/TB(m)
2
.
Berikut ini adalah batasan IMT untuk
menilai status gizi responden:
Kategori kurus : IMT <18,5 (Kg/m
2
)
Kategori normal : IMT 18,5-24,9 (Kg/
m
2
)
Kategori BB lebih : IMT 25-27(Kg/m
2
)
Kategori obesitas : IMT > 27(Kg/m
2
)
Prevalensi responden yang termasuk
kategori obesitas sebanyak 40%. Tertinggi
pada kelompok umur 35 - 49 sebanyak
50%, prevalensi obesitas lebih tinggi pada
perempuan (55%) dibandingkan dengan
laki-laki (45%).
Fakta menunjukkan bahwa distribusi
lemak tubuh berperan penting dalam
peningkatan faktor risiko penyakit jantung
dan pembuluh darah.
7. Obesitas Sentral
Untuk mengetahui adanya obesitas
sentral dilakukan pengukuran lingkar
perut responden. Batasan seseorang
dinyatakan obesitas sentral adalah:
Laki-laki : lingkar perut ≥ 90 cm
Perempuan : lingkar perut ≥ 80 cm
Dari hasil deteksi dini diketahui bahwa
prevalensi responden dengan obesitas
sentral adalah sebesar 68%, dari jumlah
tersebut paling banyak kelompok umur
35-49 tahun sebanyak 47%, kelompok
umur ≥ 50 tahun sebanyak 44 %.
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin,
dari semua responden dengan obesitas
sentral, saebanyak 56 % adalah
perempuan dan laki-laki sebanyak 44%.
Obesitas sentral akan meningkatkan
risiko penyakit jantung.
8. Rasio Lingkar Perut Panggul (RLPP)
Pengukuran rasio lingkar pinggang dan
pinggul (RLPP) lebih sensitif dalam menilai
distribusi lemak dalam tubuh terutama
yang berada di dinding abdomen. Rasio
lingkar pinggang dan pinggul dihitung
dengan membagi ukuran lingkar
pinggang dengan lingkar pinggul.
U k u r a n
l i n g k a r
p i n g g a n g ,
menggambarkan tingginya deposit
lemak berbahaya dalam tubuh,
sementara lingkar pinggul merupakan
faktor protektif terhadap kejadian
penyakit kardiovaskuler.
Faktor risiko kardiovaskuler akan muncul
apabila rasio lingkar pinggang dan
pinggul dengan nilai lebih atau sama
dengan 0,85 pada perempuan dan 0,90
pada laki-laki. Dibandingkan dengan IMT
pengukuran ini tiga kali lebih besar
merefleksikan keberadaan lemak
berbahaya dalam dinding abdomen.
Hasil RLPP pada responden menunjukkan
prevalensi RLPP tinggi sebanyak 70% RLPP
normal 30 %. Dari prevalensi RLPP tinggi
ini paling banyak kelompok umur ≥ 50
tahun sebanyak 46%, sedangkan
berdasarkan jenis kelamin, RLPPtinggi ini
paling banyak terdapat pada laki-laki
(57%) dibandingkan pada perempuan
(43%).
PJK sebagai salah satu penyakit