19
Volume IX Edisi 1 Tahun 2014
Media Informasi Kesehatan Pelabuhan
Kegiatan pokok pengendalian penyakit
jantung koroner di Pelabuhan Tanjung
Priok adalah melaksanakan deteksi dini
aktif faktor risiko penyakit jantung koroner.
Melalui kegiatan deteksi dini faktor risiko
d i h a r ap k a n dap a t d i l a k u k an
penanganannya sedini mungkin,
sehingga prevalensi faktor risiko penyakit
jantung koroner di pelabuhan Tanjung
Priok dapat diturunkan serendah
mungkin.
Tujuan
Diketahuinya prevalensi faktor risiko penyakit
jantung koroner pada pegawai KKP Kelas I
Tanjung Priok.
Cara
Deteksi dini aktif di Pelabuhan Tanjung Priok
dilaksanakan pada pegawai KKP Kelas I
Tanjung Priok. Jumlah responden sebanyak 50
orang usia ≥ 20 tahun.
Metode Pelaksanaan
a. Wawancara, meliputi :
Aktivitas fisik
Konsumsi buah/sayur
Merokok atau tidak
Konsumsi alkohol atau tidak
b. Pemeriksaan Fisik, Meliputi :
Tinggi badan
Berat badan
Tekanan darah
Lingkar pinggang
Lingkar panggul
c. Pemeriksaan Laboratorium lipid panel
yang terdiri dari pemeriksaan:
Kolesterol
Trigliserida
High Density Lipoprotein
(HDL)
Low Density Lipoprotein
(LDL)
Hasil dan Pembahasan
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Jumlah responden sebanyak 50
orang terdiri dari :
Laki-laki : 24 orang (48%)
Perempuan : 26 orang (52%)
b. Umur responden (tahun)
<35 tahun : 11 orang (22%)
35-49 tahun
: 21 orang
(42%)
≥ 50 tahun : 18 orang (36%)
2. Perilaku Merokok
Hasil deteksi dini menunjukkan dari
seluruh responden sebanyak 50 orang,
yang perokok sebanyak 6 orang atau
sebanyak 12%, dan semuanya adalah
laki-laki, jadi 25% dari seluruh responden
laki-laki. Risiko penyakit jantung koroner
pada perokok meningkat 2 – 4 kali lebih
besar daripadayang bukan perokok.
Rokok dapat menyebabkan penurunan
kadar oksigen ke jantung, peningkatan
tekanan darah dan denyut nadi,
penurunan kadar kolesterol HDL
(ko l e s ter o l ba i k ) , pen i ngkatan
penggumpalan darah, dan kerusakan
endotel pembuluh darah koroner.
3. Perilaku Minum Minuman Beralkohol
Dari data kuisioner respenden diperoleh
data bahwa prevalaensi responden
perilaku minum minuman beralkohol
adalah sebanyak 2%. Karena minum
alkohol ini seringkali periodik maka
ditanyakan perilaku minum alkohol
dalam periode 12 bulan terakhir.
Minum minuman beralkohol dapat
menyebabkan penyakit gangguan hati,
kerusakan saraf otak, dan jaringan di
dalam tubuh serta penyakit jantung dan
pembuluh darah.
4. K u r a n g
S a y u r
d a n
B u a h
Dalam wawancara dengan responden
ditanyakan pula kebiasaan responden
mengonsumsi buah dan sayur .
Responden dikategorikan kurang buah
dan sayur apabila makan sayur kurang
dari 2 kali (2 porsi) dan makan buah
kurang dari 3 kali (3 porsi) per hari selama
7 hari dalam seminggu. Dari hasil deteksi
dini menunjukkan responden yang
kurang makan buah dan sayur sebanyak
86%.
Dewasa ini perubahan pola makan
menjurus ke makanan siap saji yang
relatif tidak sehat dan gizinya tidak
seimbang, karena mengandung kalori,
lemak, protein dan garam tinggi , tetapi
rendah serat pangan (
dietary fiber
). Jenis
makanan ini membawa konsekuensi
terhadap perubahan status gizi, yaitu gizi
lebih dan obesitas yang memicu
berkembangnya penyakit degeneratif,
seperti penyakit jantung dan pembuluh
darah, khususnya penyakit jantung