Page 17 - Buletin Vol IX edisi 1 Tahun 2014

Basic HTML Version

17
Volume IX Edisi 1 Tahun 2014
Media Informasi Kesehatan Pelabuhan
dan pemberian obat-obatan oral penurun kadar
glukosa darah ( hipoglikemik ) dan bila diperlukan
suntikan insulin.
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita
diabetes adalah :
Komplikasi akut akibat kadar gula darah yang
meningkat secara tiba – tiba atau turun
secara tiba – tiba yang dapat menyebabkan
koma dan memerlukan perawatan gawat
darurat.
Komplikasi kronik terjadi karena gangguan
aliran darah, hal ini dapat mengakibatkan :
Stroke
Kebutaan
Penyakit jantung koroner
Penyakit ginjal kronik
Luka yang sulit sembuh
Unt uk i t u dal am rangka me l akukan
penanggulangan penyakit tidak menular maka
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
sebagai salah satu UPT dari Kementerian Kesehatan
melaksanakan kegiatan yang bermaksud
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
dari penyakit – penyakit tidak menular dengan
cara Sosialisasi Pengendalian Penyakit Tidak
Menular berupa Deteksi Dini Faktor Resiko Penyakit
Diabetes Melitus di Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Tanjung Priok dengan sampel sebanyak 200
orang yang berasal dari sekitar wilayah Pelabuhan
Tanjung Priok dengan mengukur Gula Darah
Sewaktu dari seluruh sampel.
Dari 200 orang sampel yang diperiksa terdiri dari :
125 orang laki – laki dan 75 orang perempuan
Dari 125 orang laki – laki yang mempunya
usia
< 40 th : 85 orang
> 41 th : 39 orang
Dari 75 orang perempuan yang mempunyai
usia
< 40 th : 48 orang
> 41 th : 27 orang
Dari 125 orang laki – laki yang mempunyai
lingkar pinggang
< 90 cm : 90 orang
> 90 cm : 35 orang
Dari 75 orang perempuan yang mempunyai
lingkar pinggang
< 80 cm : 63 orang
> 80 cm : 12 orang
Berbagai komplikasi obesitas lebih erat
hubungannya dengan obesitas sentral, yang
penetapannya dengan menggunakan lingkar
pinggang. Apabila lingkar pinggang > 90 cm
pada pria dan > 80 cm pada wanita, sudah
termasuk obesitas sentral ( untuk orang Asia )
dimana obesitas menyebabkan resistensi insulin
dan berlanjut pada Diabetes. Pada pria dan
wanita yang obesitas mempunyai resiko 2- 3 kali
terkena penyakit kardiovaskuler. Dari keseluran
sampel yang diambil terdapat 47 orang yang
termasuk dalam kelompok obesitas, sehingga 47
orang ini termasuk ke dalam kelompak resiko
tinggi terkena Diabetes Melitus.
Dari 200 orang sampel yang mempunyai GDS
< 100 mg/dl : 59 orang ( Bukan DM )
100 – 199 mg/dl : 138 orang ( Belum
pasti DM )
≥ 200 mg/dl
: 3 orang ( DM )
Berdasarkan Gula Darah Sewaktu 135 orang
mempunyai hasil 100-199 mg/dl (bukan
Diabetes ) dimana dengan hasil demikian di
harapkan mereka dapat menjaga pola hidup
lebih baik lagi agar di kemudian hari tidak
terkena penyakit Diabetes. pada hasil
pemeriksaan sampel ditemukan 3 orang yang
mempunyai Gula Darah Sewaktu ≥ 200 mg/dl
( DM ) dan untuk memperkuat hasil
pemeriksaan ini disarankan agar dilakukan tes
lebih lanjut seperti Gula Darah Puasa dan Tes
Toleransi Glukosa dan di lakukan anamnesa
untuk mengetahui apakah mereka
mempunyai gejala klasik Diabetes Melitus,
agar dapat di berikan pengobatan apabila
memang benar – benar mengidap Diabetes
Melitus.
Dari 200 orang sampel yang mempunyai
Indeks Masa Tubuh
< 18 kg/m²
: 12 orang ( BB
Kurang )
18,5 – 22,9 kg/m² : 75 orang ( BB
Normal )
> 23 kg/m²
:
1 1 3
o r a n g
( Obesitas )
Dari perhitungan Indeks Masa Tubuh diketahui
113 orang mempunyai IMT > 23 kg/m² yang
artinya mempunyai resiko tinggi terhadap
Diabetes Melitus karena pada orang yang
obesitas kerja insulin akan terganggu, dan
apabila kerja insulin terganggu dapat
mengakibatkan terjadinya Diabetes Melitus.
Dalam kegiatan ini juga kepada seluruh peserta
Deteksi Dini Faktor Resiko Penyakit Diabetes Melitus
disarankan untuk menjaga pola hidup yang baik
dengan :
1. Mengikuti pola makan sehat.
2. Olahraga yang teratur.
3. Melaksanakan pengobatan sesuai dengan
anjuran dokter
4. Melakukan control secara berkala.
Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran Tekanan Darah
Pengambilan GDS (i)
Pengambilan GDS (ii)
Pengukuran Lingkar