11
Volume IX Edisi 1 Tahun 2014
Media Informasi Kesehatan Pelabuhan
RUANG PRL
A. Perkembangan Sistem Informasi Geografis
(SIG)
Sistem Informasi
Geografis
(bahasa Inggris:
Geographic In-
formation
Sys-
tem
disingkat
GIS) adalah sis-
tem
informasi
khusus
yang
mengelola data yang memiliki informasi spasial
(bereferensi keruangan/geografi). Dalam arti
yang lebih sempit, SIG adalah suatu sistem
komputer yang memiliki kemampuan untuk
membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi berreferensi geografis,
misalnya data yang diidentifikasi menurut lo-
kasinya dalam sebuah database. Menurut Mu-
rai (1999) SIG sebagai sistem informasi yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan,
memanggil kembali, mengolah, menganalisis
dan menghasilkan data bereferensi geografis
atau data geospatial, untuk mendukung
pengambilan keputusan dalam perencanaan
dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber
daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas
kota, dan pelayanan umum lainnya.
Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG)
dapat digunakan untuk investigasi ilmiah,
pengelolaan sumber daya, perencanaan
pembangunan, pemetaan faktor risiko ling-
kungan, kartografi dan perencanaan rute.
Misalnya, SIG bisa membantu perencana
secara cepat untuk menghitung waktu tang-
gap darurat saat terjadi bencana alam dan
lain-lain. Para praktisi juga memasukkan orang
yang membangun dan mengoperasikannya
dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Tahun 1967 merupakan awal pengembangan
SIG yang lebih
maju diterapkan
di Ottawa, Ontar-
io oleh Departe-
men Energi, Per-
tambangan dan
Sumber
Daya.
Dikembangkan
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
UNTUK PEMETAAN FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN DI PELABUHAN
TANJUNG PRIOK
Oleh : Subarjo Prawira Negara
oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut
CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan
untuk menyimpan, menganalisis dan men-
golah data yang dikumpulkan untuk Inventar-
isasi Tanah di Kanada (CLI -
Canadian land In-
ventory
) sebuah inisiatif untuk mengetahui ke-
mampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada
dengan memetakan berbagai informasi.
Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterap-
kan untuk keperluan analisis. CGIS merupakan
sistem informasi geografis pertama di dunia
dan merupakan perbaikan/penyempurnaan
aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan
tumpang susun (overlay), penghitungan,
pemindaian (digitizing/scanning), mendukung
sistem koordinat nasional yang membentang
di atas benua Amerika, memasukkan garis se-
bagai
arc
yang memiliki topologi dan dapat
menyimpan atribut dan informasi lokasi pada
berkas terpisah. Pengembangnya, seorang
ge-
ografer
bernama Roger Tomlinson yang
kemudian disebut ‘Bapak SIG Modern’. CGIS
bertahan sampai tahun 1970-an dan me-
makan waktu lama untuk penyempurnaan
setelah pengembangan awal, sayangnya tid-
ak bisa bersaing dengan aplikasi pemetaan
komersil yang dikeluarkan beberapa
vendor
seperti Intergraph.
Indonesia telah mengadopsi sistem ini sejak
Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang UNESCO
dalam menyusun "Kebijakan dan Program
Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974
-1979)" dalam pembangunan ilmu penge-
tahuan, teknologi dan riset.
Perkembangan perangkat komputer yang pe-
sat dewasa memacu vendor lain seperti ESRI,
CARIS, MapInfo dan berhasil membuat banyak
fitur SIG yang lebih canggih, menggabung
pendekatan generasi pertama pada pemisa-
han informasi spasial dan atributnya, dengan
pendekatan generasi kedua pada organisasi
data atribut menjadi struktur database.
Perkembangan industri pada tahun 1990-an
memacu kembali pertumbuhan SIG pada
workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada
akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di
berbagai sistem dikonsolidasikan dan dis-
tandarisasikan menjadi platform lebih sedikit,